Jumat, 23 Oktober 2015

Instal aksara Sunda di Windows 7

Cukup banyak pertanyaan mengenai pengunaan font aksara Sunda Unicode yang saya terima, terutama masalah saat pengetikan pada sistem operasi Windows (WinXP atau Win7). Masalah yang sering muncul adalah aksara tidak dapat tampil saat dketikkan, atau malah muncul kotak-kotak (atau tanda tanya) padahal font sudah dipilih menjadi font aksara Sunda. Hal ini dikarenakan font aksara Sunda memiliki dua jenis pemetaan keyboard pada tabel unicode, yaitu Latin dan Sundanese.
Untuk font yang menggunakan pengkodean karakter Latin pada keyboard, maka penggunaannya tidak usah memakai driver khusus. Dengan kata lain cukup mengubah jenis font pada pilihan font saja, maka karakter aksara Sunda akan muncul. Sedangkan font aksara Sunda yang menggunakan pengkodean karakter Sundanese Unicode khusus untuk aksara Sunda, harus memakai driver keyboard khusus Aksara Sunda Unicode.
Melalui tulisan ini saya harap dapat menjawab permasalahan tersebut di atas. Berikut ini diulas cara pemasangan (instal) driver keyboard aksara Sunda untuk font dengan pengkodean karakter Sundanese Unicode.
Download Paket Aksara Sunda Unicode
Langkah pertama yaitu mendownload aksara Sunda Unicode dari paket berlisensi bebas yang didistribusikan oleh Tim Unicode Aksara Sunda. Silahkan unduh file ini: Aksara Sunda Unicode.zip kemudian ekstrak.

UPDATE PENTING!
Unduh font Sundanese Unicode versi 2.0 –> SundaneseUnicode-2.0.ttf
Font ini sudah diperbaiki bentuk karakter “ja”, selengkapnya baca revisi font Sundanese Unicode 2013


Install Font
Pada folder “Font” pilih SundaneseUnicode-1.0.5.ttf atau SundaneseUnicode-2.0.ttf, klik kanan lalu “Install”.
install font
Instal Driver
Setelah file Aksara Sunda Unicode.zip diekstrak, lalu buka folder “Papan Tombol” dan jalankan aplikasi installer driver “SundaKb1_i386”, tunggu hingga proses pemasangan selesai, lalu klik Close.
Konten folder Papan Tombol
Konten folder Papan Tombol

UPDATE:
Driver untuk chipset 64 bit sudah tersedia, silahkan unduh SundaKb_64bit.zip. Ekstrak filenya lalu jalankan (install)

Capture8
Setelah driver terinstal akan muncul modul pengganti (switcher) keyboard pada taskbar, seperti ini:
Capture9
Bila modul ini muncul, pilih IN – Indonesian (Indonesia) untuk mengubah layout keyboard menjadi layout aksara Sunda. Bila ingin mengubahnya kembali menjadi normal (English) , tinggal pilih EN – English (United States), maka layout keyboard akan kembali normal (QWERTY).
Capture6
Penggunaan dalam MS Word tampilannya seperti ini:
Capture10
Perhatian!
Perlu diingat bahwa aksara konsonan Sunda bersifat silabis atau suku kata, tetapi setiap karakter aksara diwakili oleh satu tombol keyboard. Sehingga untuk mengetikkan aksara Sunda dengan benar diperlukan pemahaman mendasar mengenai baca-tulis aksara Sunda. Untuk pembelajaran baca-tulis aksara Sunda dapat diunduh file Modul Singkat Baca-Tulis Aksara Sunda, dan untuk pembelajaran cara mengetik aksara Sunda dengan benar dapat diunduh file Panduan Pengetikan Font Aksara Sunda Unicode.
Sebagai gambaran bahwa setiap satu karakter aksara Sunda disimpan dalam satu tombol keyboard, dapat dilihat penyebarannya berikut ini.
Layout Papan Tombol dalam posisi normal
Layout Papan Tombol dalam posisi normal
Layout Papan Tombol dalam posisi Shift
Layout Papan Tombol dalam posisi Shift
Dengan demikian bila ingin mengetikkan kata “bandung” dengan ejaan yang benar, pada keyboard ditekan tombol “bn;duN” bukan “bandung”. Bila pada keyboard ditekan tombol “bandung” maka aksara Sunda yang tampil dibaca “BAANADUNAGA”. Jelas, ejahan demikian adalah salah! Oleh karena itu diperlukan latihan agar mampu mengetik aksara Sunda dengan ejaan yang benar.
Penggunaan layout keyboard Sundanese Unicode secara Luas
Driver keyboard Sundanese Unicode dapat digunakan dengan luas pada aplikasi-aplikasi Windows yang mendukung penggunaan beragam jenis font. Salah satunya adalah pada browser internet seperti Windows Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome dll. Pada browser internet tersebut dapat diterapkan metodé input aksara Sunda, dengan mengubah modul layout keyboard menjadi layout aksara Sunda (IN Indonesian). Berikut ini contoh pengunaan pada browser internet:

KELAS GRATIS CARA CEPAT BELAJAR AKSARA SUNDA



INGIN BISA MENULIS DAN MEMBACA AKSARA SUNDA?
 
KELAS GRATIS DI PURWAKARTA  CARA CEPAT BELAJAR AKSARA SUNDA
UNTUK PELAJAR DAN UMUM




Pendaftaran melalui sms ketik Nama,alamat dan nomor identitas/ktp/sim/kartu pelajar 
kirim ke nomor
081312305924/pin bb 29CD09A6 
setelah daftar anda akan mendapatkan no registrasi

2X PERTEMUAN PESERTA TERBATAS ANGKATAN BULAN NOVEMBER
 HANYA 20 PESERTA

Selasa, 20 Oktober 2015

DOWNLOAD BUKU DIREKTORI AKSARA SUNDA UNTUK UNICODE

Aksara Sunda adalah salah satu aksara tradisi hasil karya ortografi masyarakat Sunda melalui perjalanan sejarahnya sejak 5 abad yang lalu hingga saat ini. Untuk meningkatkan usaha pemeliharaan dan pemberdayaan Aksara Sunda di era teknologi informasi sekarang ini, maka tepat kiranya bila Pemerintah Provinsi Jawa Barat memfasilitasi pelaksanaan kegiatan UnicodeAksara Sunda.
Unicode adalah  standar industry dalam pengkodeuan karakter yang dirancang untuk memungkinkan teks dan symbol dari semua system tulisan di dunia dapat ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh computer Dengan diakuinya suatu aksara tradisi oleh Unicode dan telah dipenuhinya semua standar Unicode oleh sistem aksara tradisi tersebut, maka aksara tradisi tersebut secara otomatis dapat tampil dalam perangkat lunak apa pun yang memiliki perangkat pengolahan kata (word processor)


Senin, 19 Oktober 2015

APLIKASI AKSARA SUNDA UNTUK HP ANDROID

https://play.google.com/store/apps/details?id=ard.example.sunda 

MENCOBA BROWSING DI PLAYSTORE GOOGLE APLIKASI BELAJAR AKSARA SUNDA , APLIKASI INI LAYAK DICOBA...SILAKAN KLIK LOGO DIATAS ATAU SEARCH DI PLAYSTORE GOOGLE NAMA APLIKASINYA 'PASUNDAN'


TERIMA KASIH :-)

CARA MUDAH BELAJAR AKSARA SUNDA

Supaya anda bisa dengan mudah mempelajari aksara sunda ikuti langkah berikut;

1. Download file rar yang tersedia, kemudian ekstact di pc anda , copy  kan jenis font/huruf aksara sunda ke dalam ---windows--font
jenis  font aksara sunda dapat didownload disini........
https://drive.google.com/file/d/0B1dqtcYBlzqFRExjd1N6Q2g2UkU/view?usp=sharing









2. setelah anda mengcopy/menginstall font tersebut.......anda dapat mempelajari lembar berikut untuk latihan dan belajar menulis aksara sunda, bahan latihan dapat  didownload disini........






https://drive.google.com/file/d/0B1dqtcYBlzqFRExjd1N6Q2g2UkU/view?usp=sharing 
 MODUL SINGKATNYA BISA DIDAPATKAN DISINI
https://drive.google.com/file/d/0B1dqtcYBlzqFRExjd1N6Q2g2UkU/view?usp=sharing

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

Aksara Sunda disebut pula aksara Ngalagena. Menurut catatan sejarah aksara ini telah dipakai oleh orang Sunda dari abad ke -14 sampai abad ke- 18. Jejak aksara Sunda dapat dilihat pada Prasasti Kawali atau disebut juga Prasasti Astana Gede yang dibuat untuk mengenang Prabu Niskala Wastukancana yang memerintah di Kawali, Ciamis, tahun 1371-1475. Prasasti Kebantenan yang termaktub dalam lempengan tembaga, berasal dari abad ke-15, juga memakai aksara Sunda Kuno.
Berikut Prasasti Kawali dengan aksara Sunda Kuno:
Tak ada bukti yang jelas tentang awal mula aksara Sunda lahir, sejak kapan nenek moyang orang Sunda menggunakan aksara ini. Yang jelas, sebelum abad ke-14, kebanyakan prasasti dan kropak (naskah lontar) ditulis dalam aksara lain, seperti aksara Pallawa (Prasasti Tugu abad ke-4) dan aksara Jawa Kuno (Prasasti Sanghyang Tapak abad ke-11). Bahasanya pun Sansekerta dan Jawa Kuno bahkan Melayu Kuno. Baru pada abad ke-14 dan seterusnya, aksara Sunda kerap dipakai dalam media batu/prasasti dan naskah kuno.
Sama seperti naskah-naskah kuno di Jawa, yang menjadi media naskah kuno Sunda adalah daun (ron) palem tal (Borassus flabellifer)—di sinilah lahir istilah rontal atau lontar—atau juga daun palem nipah (Nipa fruticans), di mana masing-masing daunnya dihubungkan dengan seutas tali, bisa seutas di tengah-tengah daun atau dua utas di sisi kanan dan kiri daun. Penulisan dilakukan dengan menorehkan peso pangot, sebuah pisau khusus, pada permukaan daun, atau menorehkan tinta melalui pena. Tintanya dari jelaga, penanya dari lidi enau atau bambu. Biasanya peso pangot untuk huruf-huruf persegi, sementara tinta-pena untuk huruf-huruf bundar.
Naskah-naskah kuno Sunda yang memakai aksara Sunda Kuno dan juga bahasa Sunda Kuno di antaranya Carita Parahyangan (dikenal dengan nama register Kropak 406) yang ditulis pada abad ke-16. Ada hal yang menarik dalam Carita Parahyangan ini, di mana di dalamnya terdapat dua kata Arab, yaitu dunya dan niat. Ini menandakan bahwa persebaran kosa kata Arab, dengan Islamnya, telah merasuk pula ke dalam alam bawah sadar penulis carita tersebut. Begitu pula naskah Bujangga Manik dan Sewaka Darma yang ditulis pada masa yang tak jauh beda, yang keduanya mengisahkan perjalanan spiritual sang tokoh dalam menghadapi kematian, ketika raga wadag (tubuh) meninggalkan alam fana, yang dibungkus dalam sebuah sistem religi campuran antara Hindu, Buddha, dengan kepercayaan Sunda asli. Judul yang lain adalah Sanghyang Sisksakanda (ng) Karesian (disebut pula Kropak 603), sebuah naskah tentang keagamaan dan kemasyarakatan yang ditulis pada 1518 M. Ada pula naskah Amanat Galunggung (disebut pula Kropak 632 atau Naskah Ciburuy atau Naskah MSA) yang naskahnya baru diketemukan 6 lembar, yang membahas mengenai ajaran moral dan etika Sunda. Usia naskah ini ditenggarai lebih tua dari Carita Parahyangan; hal ini terbukti dari ejaannya, seperti kwalwat, gwareng, anwam, dan hamwa (dalam Carita Parahyangan dieja: kolot, goreng, anom, dan hamo).
Berikut naskah Sewaka Darma.
Naskah-naskah keagamaan tersebut biasa ditulis di sebuah kabuyutan atau mandala, yakni pusat keagamaan orang Sunda yang biasanya terletak di gunung-gunung, yang juga merupakan pusat intelektual. Gunung Galunggung, Kumbang, Ciburuy, dan Jayagiri merupakan contoh dari kabuyutan tersebut. Kini peranan kabuyutan digantikan oleh pesantren.
Setelah islamisasi, keberadaan aksara Sunda makin tergeser. Lambat-laun, aksara Arab-lah yang mendominasi dunia tulis menulis, yang dikenal dengan huruf pegon. Otomatis, para pujangga dan penulis tak lagi menggunakan aksara Sunda. Hal ini terlihat dari penggunaan huruf Arab dalam naskah Sajarah Banten yang disusun dalam tembang macapat pada tahun 1662-1663, di mana Kesultanan Banten baru saja seabad berdiri. Naskah-naskah lain yang memakai huruf pegon adalah Kitab Waruga Jagat dari Sumedang dan Pancakaki Masalah Karuhun Kabeh dari Ciamis yang ditulis pada abad ke-18, sedangkan bahasa yang digunakan adalah Jawa.
Pemakaian aksara Sunda makin terkikis setelah aksara latin diperkenalkan oleh bangsa-bangsa Eropa pada masa kolonialisasi pada abad ke-17 hingga seterusnya. Tak hanya itu, penguasaan Mataram Sultan Agung atas wilayah-wilayah Sunda pada abad yang sama mengakibatkan sastra-sastra Sunda lahir dengan memakai aksara Jawa atau Jawa-Sunda (carakan), bukan aksara Sunda. Contoh naskah Sunda yang ditulis menggunaka bahasa dan aksara carakan adalah Babad Pakuan atau Babad Pajajaran yang ditulis pada 1816, di mana terdapat kisah Guru Gantangan, pada masa pemerintahan Pangeran Kornel (Aria Kusuma Dinata), Bupati Sumedang. Isi babad ini menggambarkan pola pikir masyarakat Sunda atas kosmologi dan hubungannya antara manusia sempurna dengan mandala kekuasaan.
Sistem Aksara Sunda
Aksara Sunda berjumlah 32 buah, terdiri atas 7 aksara swara atau vokal (a, é, i, o, u, e, dan eu) dan 23 aksara ngalagena atau konsonan (ka-ga-nga, ca-ja-nya, ta-da-na, pa-ba-ma, ya-ra-la, wa-sa-ha, fa-va-qa-xa-za). Aksara fa, va, qa, xa, dan za merupakan aksara-aksara baru, yang dipakai untuk mengonversi bunyi aksara Latin. Secara grafis, aksara Sunda berbentuk persegi dengan ketajaman yang mencolok, hanya sebagian yang berbentuk bundar.
Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi fonem vokal mandiri yang dapat berperan sebagai sebuah suku kata yang bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Berikut tabel aksara swara Sunda:
Sedangkan aksara ngalagena adalah tulisan yang secara silabis dianggap dapat melambangkan bunyi fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun sukukata yang bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Setiap konsonan diberi tanda pamaeh agar bunyi ngalagena-nya mati. Dengan begitu,aksara Sunda ini bersifat silabik, di mana tulisannya dapat mewakili sebuah kata dan sukukata. Berikut tabel aksara ngalagena Sunda:
Ada pula para penanda vokal dalam aksara Sunda, yakni: panghulu (di atas), panyuku (di bawah), pemepet (di atas), panolong (di kanan), peneleng (di kiri), dan paneuleung (di atas). Berikut penanda vokal dalam sistem aksara Sunda:
Selain pamaeh konsonan, ada pula variasi fonem akhiran, yakni pengecek (akhiran –ng), pangwisad (akhiran –h), dan panglayar (akhiran –r). Ada pula fonem sisipan yang disimpan di tengah-tenngah kata, yakni pamingkal (sisipan –y-), panyakra (sisipan –r-), dan panyiku (sisipan -l-). Berikut tabel variasi fonem sisipan dan akhiran beserta tanda pamaeh dalam aksara Sunda.
Kepustakaan
Danasasmita, Saleh. 2006. “Ya Nu Nyusuk Na Pakwan”, dalam Mencari Gerbang Pakuan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda. Bandung: Pusat Studi Sunda.
McGlynn, John H. dkk. 2002. Indonesian Heritage 10 (Bahasa dan Sastra). Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Sumardjo, Jakob. 2004. Hermeneutika Sunda: Simbol-simbol Babad Pakuan/Guru Gantangan. Bandung: Kelir.
__________ (2009) Aksara Sunda Kuna, [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Sunda_Kuna, februari 2010.
sumber :https://balerancage.wordpress.com/2011/01/25/sejarah-aksara-sunda/